Selasa, 11 November 2014

Komunikasi Tulisan


Dengan demikian, kalau kita amati dan bandingkan, sebenarnya proses pemilikan kemampuan komunikasi lisan dan komunikasi tertulis anak relatif sama. Pada tahapan pemrolehan komunikasi (bahasa) lisan, sebelum mahir berbicara abak mengalami Tahap Pralinguistik (Fase Meraban). Fase ini merupakan jembatan yang memfasilitasi anak sampai pada kemampuan berbicara yang sesungguhnya. Pada pemilihan bahasa tulis, anak pun mengalami fase yang disebut Tahap Prabaca-tulis atau Awal Keberaksaraan (emergent literacy).

Komunikasi tertulis adalah penyampaian dan penerimaan pesan yang menggunakan tulisan sebagai sarananya. Adapun tulisan adalah sesuatu sistem komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dilihat (Barton, 1994:110). Secara sederhana, tulisan adalah wakil atau gambaran dari komunikasi lisan yang dituangkan kedalam tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Oleh karena itu pula, segenap unsur yang tertuang dalam tulisan mencerminkan atau melambangkan unur-unsur yang mewakili komunikasi lisan.

Unsur-unsur linguistik (bahasa), misalnya sepenuhnya dapat dilambangkan melalui tulisan. Bunyi ujaran seperti kata, frase atau kalimat, dapat pula dituliskan. Sebagai unsur paralinguistik dapat pula dilambangkan secara tertulis melalui tanda baca atau pemakaian pola kalimat tertentu. Akan tetapi, unsur-unsur kalimat nonverbal lainnya, seperti volume suara, nada, kecepatan, dan kualitas suara, tidak bisa atau sulit, digambarkan ke dalam lambing tertulis.

Seorang penulis harus melakukan berbagai upaya agar tulisannya dapat menyampaikan pesan dengan baik, seperti halnya kalau pesan itu disampaikan secara lisan. Upaya ini dapat dilakukan melalui pemakaian pola kalimat tertentu, gaya bahasa, pilihan kata, juga gambar, atau hal-hal lainnya.

Masing-masing ragam komunikasi itu memiliki kelebihan dan keterbatasan karena memang masing-masing memiliki fungsi yang khas. Dalam mengajar, misalnya, agar sajian mudah dipahami maka guru akan menyampaikannya tidak hanya secara lisan tetapi juga tertulis yang dpata ditayangkan dengan menggunakan media slide, transparansi dan OHV. Kedua ragam komunikasi verbal itu memang tidak untuk dipertentangkan, tetapi digunakan untuk saling mendukung dan melengkapi . Sebagai contoh, data hasil riset akan mudah dituangkan dan dipahami jika disajikan secara tertulis yang tidak ada dalam komunikasi lisan.


DAFTAR PUSTAKA

 

Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung : Widya Padjajaran

Churiyah, Yayah. 2013. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Sekolah Dasar Kelas Rendah. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_BAHASA_DAN_SASTRA_INDONESIA_DI_SEKOLAH_DASAR_KELAS_RENDAH/BBM_1.pdf” (diunduh tanggal 6 November 2014 pukul 23:10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar